Investasi Paling Aman Sesuai Al-Qur"an dan Sunnah
Selama ini kita menabung di bank untuk mengamankan uang kita agar tidak berkurang dan tidak hilang dicuri orang. Kita mendepositokan uang kita ke bank dengan tujuan untuk memperbanyak harta, memperoleh keuntungan. Bank selama ini diyakini sebagai institusi yang paling aman untuk investasi dan sebagai tempat menyimpan uang. Tapi kenyataannya ?
Islam sebagai agama yang hak dan sempurna telah memberikan petunjuk terbaik untuk mengamankan harta dan memperbanyak harta, tapi sayang banyak dari kita tidak mengetahui dan kalaupun tahu banyak yang tidak meyakininya, padahal yang berjanji untuk mengamankan uang dan memberi kuntungan yang banyak tersebut adalah Allah Rob Semesta Alam yang Maha Kaya yang Menguasai Perbendaharaan Alam Semesta.
Kita lebih yakin dengan janji-janji yang dikeluarkan oleh bank yang dipimpin oleh manusia-manusia yg lemah, sedangkan janji - janji Allah hanya diakui sebatas konsep di forum-forum diskusi agama belum sampai tahap penerapan dikehidupan sehari-hari secara menyeluruh.
Solusi yang ditawarkan Islam adalah "Sedekah" (yaitu menafkahkan harta dijalan Allah), ya yakinlah bahwa sedekah akan :
1. Mengamankan harta kita (lebih aman dari menyimpan uang di bank), harta tidak akan berkurang sedikitpun karena sedekah,
2. Sedekah akan memperbanyak harta kita (ratusan kali lipat lebih lebih baik dari bunga deposito).
Kebenaran ini didukung oleh hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya :
"Tiga hal yang aku bersumpah atas ketiganya;
1. Tidak berkurang harta karena shodaqoh,
2. Tidak teraniaya seorang hamba dengan aniaya yang ia sabar atasnya, melainkan Alalah Azza Wajalla menambahkan kemuliaan, dan
3. Tidak membuka seorang hamba pintu permintaan melainkan Allah membuka atasnya pintu kefakiran"
(HR Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
(HR Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (Al-Baqarah: 245).
"Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir. Pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) dan Maha Mengetahui." (Al-Baqarah: 261).
Sebaliknya, mereka yang merasa bahwa bunga bank lebih baik dan lebih melipatgandakan uang maka sesungguhnya mereka telah tertipu, mereka tidak menyadari bahwa harta mereka akan musnah cepat atau lambat.
"Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa" (Al-Baqarah: 276).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
"Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdo’a) : "Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak", sedangkan yang lain berdo’a :"Ya Allah, timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran" (Muttafaqun alaih)
Zakat = Asuransi Islami
Selain mengeluarkan sedekah yang sunnah, hendaknya kita juga memperhatikan zakat maal yang wajib kita keluarkan, pelajari cara perhitungan dan nisabnya agar harta kita bersih dari hak fakir miskin. Zakat merupakan pelindung harta kita, insyaAllah dengan mengerluakan zakat maka harta kita akan terlindung dari berbagai musibah, kehilangan dan kerusakan, sehingga tidak lagi diperlukan asuransi harta benda.
Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, yang artinya, :
“Bentengilah harta kalian dengan zakat, obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah, dan hadapilah cobaan dengan do’a.” (HR. Al Baihaqi dan Thabrani, dishahihkan Syaikh Al Albani).
Kisah Seorang Petani yang Sukses
Ini adalah kisah tentang seorang petani yang shalih yang dikisahkan dari sebuah hadits Abu Hurairah rodhiyallohu anhu dari nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
"Ketika ada seorang sedang berjalan di sebuah padang yang luas tak berair, tiba-tiba dia mendengar suara dari awan (mendung), "Siramilah kebun si fulan!" maka awan itu menepi (menjauh) lalu mengguyurkan airnya di tanah bebatuan hitam.
Ternyata ada saluran air dari saluran-saluran itu yang telah penuh dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) air itu. Ternyata ada seorang laki-laki yang berada di kebunnya sedang mengarahkan air dengan cangkulnya.
Ternyata ada saluran air dari saluran-saluran itu yang telah penuh dengan air. Maka ia menelusuri (mengikuti) air itu. Ternyata ada seorang laki-laki yang berada di kebunnya sedang mengarahkan air dengan cangkulnya.
Kemudian dia bertanya, "Wahai hamba Allah, siapakah nama anda?" dia menjawab, "Fulan".
Sebuah nama yang didengar dari awan tadi. Kemudian orang itu balik bertanya, "Mengapa anda menenyakan namaku?" dia menjawab, "Saya mendengar suara dari awan yang ini adalah airnya, mengatakan Siramilah kebun si fulan! yaitu nama anda. Maka apakah yang telah anda kerjakan dalam kebun ini?"
Dia menjawab, "Karena anda telah mengatakan hal ini maka akan saya ceritakan bahwa saya memperhitungkan (membagi) apa yang dihasilkan oleh kebun ini; sepertiganya saya sedekahkan; sepertiganya lagi saya makan bersama keluarga dan sepertiganya lagi saya kembalikan lagi ke kebun (ditanam kembali)". HR. Muslim
Dalam riwayat lain disebutkan:
Dan aku jadikan sepertiganya untuk orang-orang miskin dan peminta-minta serta ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan).
Penutup
Berhati-hatilah dalam beramal, janganlah kita berlaku riya, ingin dipuji atau sekedar mengharapkan balasan dunia yang dijanjikan Allah dari amal2 tersebut (yaitu murni mengharap balasan dunia), beramalah karena iman kepada Allah, ikhlas karena Allah semata, karena jika kita murni mengharapkan balasan dunia maka kita tidak mendapatkan bagian diakhirat.
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Huud: 15-16).
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir." (Al- Baqarah:264)
Semoga bermanfaat!
0 comments:
Post a Comment