Content

.: Lautan yang tidak bercampur… :.

Dec 25, 2010
Kalau yang sering main ke laut atau melihat lautan pasti akan terpikir bahwa seluruh lautan ini airnya bercampur menjadi satu dengan kadar yang sama. Dan itu salah, ternyata lautan tidak menyatu, ada dinding penyekat yang memisahkannya. Tidak percaya???

Sebelumnya tentang hal ini sudah pernah dibeitahukan oleh seorang teman, bahwa lautan tidak bersatu  ada di dalam Al Qur’an. Akhirnya aku cari-cari di Al Qur’ an dan ketemu, ini ayatnya:

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing. (QS Ar Rahmaan : 19-20)”.

Salah satu buktinya ada di selat Gibraltar. Selat Gibraltar adalah lautan sempit yang berada diantara daratan Maroko, Afrika dan daratan Spanyol, Eropa. Selat inilah yang digunakan oleh Thariq Bin Ziyad dan pasukannya menyeberang ke daratan Eropa dan membuka jalan masuknya Islam ke Eropa.

Di Selat Gibraltar inilah, terdapat tanda-tanda alam yang menakjubkan yaitu, pertemuan dua arus laut yang amat berbeda, Laut Mediterania dan Samudra Atlantik. Pertemuan dua arus laut ini ditandai perbedaan warna dari kedua lautan. Air laut dari Samudra Atlantik berwarna biru lebih terang, lebih pekat. Garis batasnya dapat terlihat jelas.


Mengapa? Karena kedua lautan memiliki sifat-sifat air yang amat berbeda. Suhu, kadar garam, dan kerapatan air (density) yang berbeda. Ketika keduanya bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah. Meski sama-sama zat cair, namun ternyata kedua air dari kedua lautan ini tidak bercampur. Bahkan, air Laut Mediteranian menyusup sampai kedalaman 1000 m di bawah Samudera Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya.

Banyak tahapan yang telah dilalui ilmu pengetahuan manusia untuk mengetahui sifat-sifat air laut, di antaranya tentang batas-batas laut. Pada tahun 1873M/1283H para ilmuwan dari tim peneliti Inggris, dalam ekspedisi laut Challenger, menemukan adanya perbedaan di antara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia mengatahui bahwa air laut berbeda-beda kondisinya satu dengan yang lain, dalam hal kadar garam, temperatur, berat jenis, dan jenis biota lautnya.

Penemuan hal ini dihasilkan setelah menyelesaikan pelayaran ilmiyah selama tiga tahun, mengarungi seluruh lautan di bumi. Ekspedisi ini mengumpulkan informasi-informasi dari 362 pos yang diperuntukkan untuk menyelidiki karakteristik lautan-lautan. Laporan perjalanan tersebut memenuhi 29.000 halaman dalam 50 jilid, yang penyusunannya memakan waktu 23 tahun. Di tambah lagi bahwa ekspedisi tersebut adalah salah satu penemuan ilmiah yang besar karena telah memperlihat kedangkalan pengetahuan manusia sebelumnya tentang lautan.

Setelah tahun 1933 diadakan ekspedisi ilmiah Amerika di Teluk Meksiko. Disebar ratusan pos-pos lautan untuk mempelajari karakteristik lautan. Ditemukan bahwa sejumlah besar dari pos-pos tersebut memberikan informasi yang seragam tentang karakteristik air di wilayah itu, dalam hal kadar garam, berat jenis, suhu, biota laut, dan kemampuan melarutkan oksigen. Di sisi lain pos-pos yang lain memberikan informasi seragam yang lain tentang wilayah lain. Sehingga ahli kelautan berkesimpulan tentang adanya dua laut yang berbeda sifatnya, tidak sekedar perbedaan sampel seperti yang ditemukan pada ekspedisi Challenger.

Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)

Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an yang telah di turunkan 1430 tahun yang lalu.

Maka apa yang meragukanmu akan kebenaran Al Qur’an???

Maka nikmat Allah yang mana yang hendak engkau dustakan?

Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS.  Al Jaatsiyah : 13)

Jakarta, 24 September 2010
By Pemuda Kanan

*Sumber:
Al Qur’an Digital
http://jilc-makassar.com/index.php?id=artikeldetail.php&kat=Lingkungan&idb=142
http://indonesia.faithfreedom.org/forum/lautan-yang-tidak-bercampur-satu-sama-lain-t12351/
http://www.ikadi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=59%3Abatas-antara-lautan&catid=40%3Akemukjizatan-ilmiah&Itemid=69


*Gambar:

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUn-vu4nqoPgTmZz_57TRqiqeAc3uh9PJzjILB-3otGz0L5cJL9rGJn6auFxNk1W_I7QX1CJpdW7tM8NVKqHmxJSGNSftlztrl9G_Rkzl4D5VKLa6PQ9s-v51MNaLKO2g2798OXMNSAvY/s1600/Laut+Tak+Bercampur.jpg

0 comments:

Post a Comment